PANTAU FINANCE – Dalam dunia bisnis, istilah entrepreneur mungkin sudah akrab di telinga. Namun, ada satu istilah lain yang mulai mencuri perhatian: intrapreneur. Keduanya sama-sama berorientasi pada inovasi dan pertumbuhan, tetapi memiliki perbedaan mendasar dalam peran dan lingkup kerja.
Entrepreneur adalah individu yang membangun dan menjalankan bisnis sendiri dari nol, mengambil risiko penuh, dan bertanggung jawab atas keberhasilan maupun kegagalan usahanya. Mereka bebas menentukan arah perusahaan, mulai dari strategi, produk, hingga budaya kerja.
Sementara itu, intrapreneur adalah karyawan dalam sebuah perusahaan yang berpikir dan bertindak layaknya pemilik usaha. Mereka mengembangkan ide, menciptakan inovasi, dan mengambil inisiatif untuk memajukan perusahaan, namun tetap berada di bawah struktur organisasi yang ada.
“Seorang intrapreneur memiliki semangat seperti entrepreneur, tetapi memanfaatkan sumber daya dan dukungan perusahaan tempat ia bekerja,” ujar seorang pakar manajemen di Jakarta.
Perbedaan utama terletak pada risiko dan kepemilikan. Entrepreneur menanggung risiko finansial secara pribadi, sedangkan intrapreneur biasanya menanggung risiko yang lebih rendah karena didukung perusahaan. Namun, keduanya sama-sama dituntut memiliki kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan eksekusi yang kuat.
Dalam era kompetisi global yang serba cepat, perusahaan semakin membutuhkan sosok intrapreneur untuk beradaptasi dan berinovasi dari dalam. Di sisi lain, entrepreneur tetap menjadi penggerak utama lahirnya ide-ide baru di pasar.
Pada akhirnya, baik intrapreneur maupun entrepreneur memiliki peran penting dalam ekosistem bisnis. Perbedaan mereka bukan soal siapa yang lebih baik, tetapi bagaimana keduanya saling melengkapi dalam menciptakan kemajuan ekonomi.***
 
	    	 
 
    	












